Seperti yang sudah kita ketahui, cacing tanah berdasarkan praktisi dikelompokkan berdasar warna nya yaitu :
I. KELOMPOK WARNA MERAH
Adapun jenis jenis kelompok warna merah antara lain :
1. LUMBRICUS RUBELLUS
2. ANC ( AFRICAN NIGHT CRAWLER )
3. LUMBRICUS TERESTRIS
4. EISENIA FOETIDA ( THE BRANDLING WORM ) TIGER
5. DENDROBOENA
6. PERETHIMA
7. PERIONIX
II. KELOMPOK WARNA ABU-ABU
adapun jenis kelompok warna abu-abu adalah termasuk ALLOBOPORA ( Field Worm ) dan OCTOLASIUM
dan untuk di Indonesia kebanyakan umumnya membudidayakan jenis cacing tanah kelompok warna merah. untuk kelompok peternak kami, kami membudidayakan jenis LR ( untuk farmasi ) dan jenis ANC/LT untuk pakan ternak.
CACING LUMBRICUS
Minggu, 15 November 2015
Rabu, 01 April 2015
HASIL PRODUKSI
Seperti yg pernah kita bahas dalam halaman lalu, bahwa cacing itu bahan dasar, bisa kita olah menjadi sesuatu yang mempunyai nilai lebih berguna dan lebih mahal.
berangkat dari pemikiran itu, maka kami berusaha mengolah hasil panen cacing kami. jika awal nya dulu kita menjual cacing dalam bentuk basah, maka secara pelan-pelan kita berusaha mengolah cacing tersebut menjadi berbagai hasil.
salah satu hasil pengolahan kami adalah sevelink, yaitu suplement larva lele sebagai pengganti atau pendamping makanan larva (cacing sutra).
produk kami sevelink udah kami trial pada sebuah peternakan lele, dan ternyata hasil nya memuaskan. dimana daya hidup larva sangat bagus, larva cepat besar dan tahan terhadap penyakit.
DATA TRIAL
TANGGAL TRIAL : 5 Feb - 1 Mar 2015
JUMLAH LARVA : 100 Ribu larva
ANGKA KEMATIAN : 200 ekor
KONDISI KOLAM : Extreme (Selama masa trial kita tidak pernah mengganti / menambah / mengurangi debit air
KONDISI CUACA : Tidak menentu. ( terkadang panas siang, malam hujan, atau sebaliknya )
jika biasanya untuk lele ukuran 4-5 cm butuh waktu 30hari bila menggunakan cacing sutra, ternyata dengan memakai tepung kami, maka dalam umur 22 hari, lele sudah bisa dijual ke peternak pembesaran lele dengan ukur segitu ( 4-5cm ).
dari data tersebut diatas, sangat besar manfaat dari tepung hasil olahan kami, dan pada bulan 20 maret 2015 kami mulai membikin sevelink secara masal.
dan hasil itu semakin membuktikan bahwa menjadi peternak cacing adalah awal pijakan menjadi seorang pengusaha, dan bisa dilakukan walaupun dengan modal sedikit.
berangkat dari pemikiran itu, maka kami berusaha mengolah hasil panen cacing kami. jika awal nya dulu kita menjual cacing dalam bentuk basah, maka secara pelan-pelan kita berusaha mengolah cacing tersebut menjadi berbagai hasil.
salah satu hasil pengolahan kami adalah sevelink, yaitu suplement larva lele sebagai pengganti atau pendamping makanan larva (cacing sutra).
produk kami sevelink udah kami trial pada sebuah peternakan lele, dan ternyata hasil nya memuaskan. dimana daya hidup larva sangat bagus, larva cepat besar dan tahan terhadap penyakit.
DATA TRIAL
TANGGAL TRIAL : 5 Feb - 1 Mar 2015
JUMLAH LARVA : 100 Ribu larva
ANGKA KEMATIAN : 200 ekor
KONDISI KOLAM : Extreme (Selama masa trial kita tidak pernah mengganti / menambah / mengurangi debit air
KONDISI CUACA : Tidak menentu. ( terkadang panas siang, malam hujan, atau sebaliknya )
jika biasanya untuk lele ukuran 4-5 cm butuh waktu 30hari bila menggunakan cacing sutra, ternyata dengan memakai tepung kami, maka dalam umur 22 hari, lele sudah bisa dijual ke peternak pembesaran lele dengan ukur segitu ( 4-5cm ).
dari data tersebut diatas, sangat besar manfaat dari tepung hasil olahan kami, dan pada bulan 20 maret 2015 kami mulai membikin sevelink secara masal.
dan hasil itu semakin membuktikan bahwa menjadi peternak cacing adalah awal pijakan menjadi seorang pengusaha, dan bisa dilakukan walaupun dengan modal sedikit.
Kamis, 29 Januari 2015
Jumat, 28 November 2014
PANEN
Proses panen cacing biasanya dilakukan setelah 3 bulan kita menanam bibit cacing. secara teori, cacing lumbricus bisa menjadi dua,tiga bahkan empat kali lipat dari awal bibit cacing kita dalam jangka waktu cuma 1 bulan. tapi di sini kita pakai acuan terendah yaitu menjadi 2 kali lipat dalam jangka waktu 1 bulan setelah pelepasan bibit.
Untuk itu kami menyarankan agar rekan-rekan sudi untuk menyediakan kolam/kotak khusus untuk sampling. artinya jika kita menanam bibit 5kg, maka kami menyaran kan agar disediakan kotak khusus untuk diisi cacing dg ukuran misal 1 kg. kita rawat dan kita kasih pola makan dan penyiraman yang sama dengan kotak lainya. nah tepat pada waktu 1 bulan itu, kita bisa cek isi kolam, kita panen semua dan kita timbang. apabila cacing kita naik dua kali lipat dari awal kita tanam, bearti pola perawatan kita sudah bagus, kita tinggal melanjutkan saja. tapi apabila ternyata cacing kita tidak naik, atau cuma naik tapi tidak dua kali lipat, maka bisa kita anggap bahwa kita gagal.
apabila cacing sudah naik dua kali lipat dalam 1 bulan, kita tinggal meneruskan pola perawatan kita sampe kita panen kelak di bulan ke 3 akhir, tapi apabila tidak naik dua kali lipat, kita harus memperbaiki pola perawatan kita, mungkin ada yg masih belum baik.
media yg sudah kita panen cacing nya, kita sarankan sekalian di ganti, karena sudah berumur 3 bulan. salah satu tujuan kita mengganti media adalah untuk penyegaran. karena media yang sudah berumur 3 bulan bisa dikatakan hanyalah tinggal ampas atau dalam istilah nya biasa dinamakan kascing.
kascing sangat bagus sekali untuk dipakai sebagai bahan pupuk organik, untuk masalah kascing, dalam bab selanjut nya akan kita bahas.
cara memanen cacing adalah seperti gambar diatas, yaitu kita ambil cacing yang besar, dan tentu juga media akan ikut terangkat. kita diamkan dulu cacing dan media itu beberapa menit. setelah 10 menitan maka cacing akan mengumpul di dasar gundukan, maka kita tinggal memakai kuas untuk membersihkan tanah media tsb.
kita kuas maka tanah tersebut akan minggir dan cacing akan semakin menumpuk di tengah dan akan menjadi bersih. kita tinggal membalik cacing itu dan kita lakukan langkah seperti awal. maka setelah tiga kali proses penyaputan maka cacing akan terlihat bersih.
ingat, jangan pernah mencuci atau membersihkan sisa sisa media tanah di cacing dengan memakai air atau menyemprot dengan air, mending kita pake cara dibolak balik cacing nya dan memakai kuas, karena di kuatir kan akan membikin cacing itu stres. ciri ciri cacing stres itu adalah dia mengeluarkan lendir sangat banyak.
Untuk itu kami menyarankan agar rekan-rekan sudi untuk menyediakan kolam/kotak khusus untuk sampling. artinya jika kita menanam bibit 5kg, maka kami menyaran kan agar disediakan kotak khusus untuk diisi cacing dg ukuran misal 1 kg. kita rawat dan kita kasih pola makan dan penyiraman yang sama dengan kotak lainya. nah tepat pada waktu 1 bulan itu, kita bisa cek isi kolam, kita panen semua dan kita timbang. apabila cacing kita naik dua kali lipat dari awal kita tanam, bearti pola perawatan kita sudah bagus, kita tinggal melanjutkan saja. tapi apabila ternyata cacing kita tidak naik, atau cuma naik tapi tidak dua kali lipat, maka bisa kita anggap bahwa kita gagal.
apabila cacing sudah naik dua kali lipat dalam 1 bulan, kita tinggal meneruskan pola perawatan kita sampe kita panen kelak di bulan ke 3 akhir, tapi apabila tidak naik dua kali lipat, kita harus memperbaiki pola perawatan kita, mungkin ada yg masih belum baik.
media yg sudah kita panen cacing nya, kita sarankan sekalian di ganti, karena sudah berumur 3 bulan. salah satu tujuan kita mengganti media adalah untuk penyegaran. karena media yang sudah berumur 3 bulan bisa dikatakan hanyalah tinggal ampas atau dalam istilah nya biasa dinamakan kascing.
kascing sangat bagus sekali untuk dipakai sebagai bahan pupuk organik, untuk masalah kascing, dalam bab selanjut nya akan kita bahas.
cara memanen cacing adalah seperti gambar diatas, yaitu kita ambil cacing yang besar, dan tentu juga media akan ikut terangkat. kita diamkan dulu cacing dan media itu beberapa menit. setelah 10 menitan maka cacing akan mengumpul di dasar gundukan, maka kita tinggal memakai kuas untuk membersihkan tanah media tsb.
kita kuas maka tanah tersebut akan minggir dan cacing akan semakin menumpuk di tengah dan akan menjadi bersih. kita tinggal membalik cacing itu dan kita lakukan langkah seperti awal. maka setelah tiga kali proses penyaputan maka cacing akan terlihat bersih.
ingat, jangan pernah mencuci atau membersihkan sisa sisa media tanah di cacing dengan memakai air atau menyemprot dengan air, mending kita pake cara dibolak balik cacing nya dan memakai kuas, karena di kuatir kan akan membikin cacing itu stres. ciri ciri cacing stres itu adalah dia mengeluarkan lendir sangat banyak.
Kamis, 24 Juli 2014
PENANAMAN DAN PERAWATAN
Beternak cacing lumbricus pada intinya sangat mudah, tinggal keyakinan dan usaha kita dengan sungguh-sungguh maka kami yakin semua orang bisa melakukannya. setelah pada halaman depan anda sudah mempersiapkan Pra produksi cacing, maka kini kita tinggal memulai penanaman bibit.
PENANAMAN BIBIT
Pemberian bibit cacing akan lebih memberi hasil maksimal apabila kita memakai sistem 1.1.1 artinya kolam/wadah dengan panjang 1 meter dan lebar 1 meter diisi dengan 1 kg bibit cacing.
teori 1.1.1 adalah teori untuk pembesaran cacing, artinya apabila kita ingin cacing kita cepat besar maka kita bisa memakai sistem tersebut, karena dg kolam yg luas otomatis oxigen dan pakan bisa terjamin dengan baik.
tapi bagi anda yang ingin mendapatkan kokon cacing dalam jumlah banyak, maka teori 1.1.2 bisa kita terapkan, artinya dalam wadah 1 meter persegi kita taruh bibit cacing 2 kg. dengan jumlah cacing yg banyak tapi tempat nya yang sempit, diharapkan cacing akan lebih sering ketemu. dengan lebih sering ketemu, otomatis maka kesempatan cacing untuk kawin dan menghasilkan kokon yg banyak akan lebih terbuka.
PERAWATAN CACING
Perawatan untuk cacing sebenarnya terbilang mudah. kita akan bagi perawatan cacing ini dalam tiga kategori.
1. Pakan
2. Penyiraman
3. Media
1. PAKAN
Makanan cacing sangatlah mudah dicari, semua bahan alami yang organik adalah makanan buat cacing. seperti sisa nasi, nasi basi, batang pisang, daun, kertas, dll.
sebelum kita mulai memberi makan, akan sangat baik bila kita mengetaui tekstur mulut dan pola makan cacing. cacing adalah hewan yang tidak mempunyai gigi, maka otomatis cara dia makan adalah dengan di hisap. oleh karena itu, semua bahan makanan organik yang akan kita buat pakan cacing, akan lebih baik kita busuk kan dulu, atau bisa juga kita fermentasi sampai makanan itu menjadi bubur.
apabila pakan kita berupa bubur atau sudah membusuk, otomatis cacing akan mudah mencerna pakan tsb. apabila makanan kita masih keras dan belum membusuk, maka cacing akan menunggu beberapa hari dulu sampe pakan itu benar benar lunak dan dia bisa dimakan.
dan menurut teori perbandingan pakan dengan cacing itu 1:1, artinya apabila kita mempunyai cacing 1kg maka kita membutuhkan pakan 1kg juga. dan kita bisa memberi nya dalam dua hari sekali. atau kita kasih pakan setelah pakan di media habis.
2. PENYIRAMAN
Penyiraman pada cacing kita usahakan setiap dua/tiga hari sekali. atau bila pada musim kemarau, bisa kita lakukan penyiraman sehari sekali. penyiraman dilakukan karena cacing sangat nyaman sekali di media yang lembab. tapi cacing tidak suka di media yang becek/banjir. jadi media cacing cukup kita usahakan lembab aja tapi jangan sampai becek/banjir.
ada 1 trik sederhana agar kita tidak terlalu ribet mengurusi kelembapan media cacing, yaitu dengan mencampur dengan pakan. artinya apabila kita memberi makan cacing, maka kita kasih pakan tersebut air yang sangat banyak, atau bisa dikatakan pakan kita sudah seperti bubur. otomatis dengan memberi makan, maka kita juga melakukan penyiraman media.
3. MEDIA
Media yang kita gunakan sebagai tempat beternak cacing, apapun jenis nya itu, lama lama akan menurun kualitas nya, dikarenakan media tersebut selain dimakan oleh cacing, media tersebut akan memadat. maka dari itu kami menyaran kan 10 hari sekali media tersebut kita balik (unggar : basa jawa) agar selain membantu biar tidak cepat padat, cara itu berguna untuk menambah oxigen dari media tersebut.
dan apabila media sudah lebih dari 1 bulan kita pakai, maksimum 2 bulan, maka wajib bagi kita untuk mengganti media tersebut dengan yang baru. karena apabila tidak kita ganti dengan yang baru, maka pertumbuhan cacing kita tidak akan maximal, walaupun cacing kita tidak mati.
Inti dari perawatan cacing itu adalah kita mengetahui habitat alami cacing, yaitu cacing itu termasuk hewan malam dan beraktivitas pada malam hari. oleh karena itu, cacing sangat menyukai suasana yang :
PENANAMAN BIBIT
Pemberian bibit cacing akan lebih memberi hasil maksimal apabila kita memakai sistem 1.1.1 artinya kolam/wadah dengan panjang 1 meter dan lebar 1 meter diisi dengan 1 kg bibit cacing.
teori 1.1.1 adalah teori untuk pembesaran cacing, artinya apabila kita ingin cacing kita cepat besar maka kita bisa memakai sistem tersebut, karena dg kolam yg luas otomatis oxigen dan pakan bisa terjamin dengan baik.
tapi bagi anda yang ingin mendapatkan kokon cacing dalam jumlah banyak, maka teori 1.1.2 bisa kita terapkan, artinya dalam wadah 1 meter persegi kita taruh bibit cacing 2 kg. dengan jumlah cacing yg banyak tapi tempat nya yang sempit, diharapkan cacing akan lebih sering ketemu. dengan lebih sering ketemu, otomatis maka kesempatan cacing untuk kawin dan menghasilkan kokon yg banyak akan lebih terbuka.
PERAWATAN CACING
Perawatan untuk cacing sebenarnya terbilang mudah. kita akan bagi perawatan cacing ini dalam tiga kategori.
1. Pakan
2. Penyiraman
3. Media
1. PAKAN
Makanan cacing sangatlah mudah dicari, semua bahan alami yang organik adalah makanan buat cacing. seperti sisa nasi, nasi basi, batang pisang, daun, kertas, dll.
sebelum kita mulai memberi makan, akan sangat baik bila kita mengetaui tekstur mulut dan pola makan cacing. cacing adalah hewan yang tidak mempunyai gigi, maka otomatis cara dia makan adalah dengan di hisap. oleh karena itu, semua bahan makanan organik yang akan kita buat pakan cacing, akan lebih baik kita busuk kan dulu, atau bisa juga kita fermentasi sampai makanan itu menjadi bubur.
apabila pakan kita berupa bubur atau sudah membusuk, otomatis cacing akan mudah mencerna pakan tsb. apabila makanan kita masih keras dan belum membusuk, maka cacing akan menunggu beberapa hari dulu sampe pakan itu benar benar lunak dan dia bisa dimakan.
dan menurut teori perbandingan pakan dengan cacing itu 1:1, artinya apabila kita mempunyai cacing 1kg maka kita membutuhkan pakan 1kg juga. dan kita bisa memberi nya dalam dua hari sekali. atau kita kasih pakan setelah pakan di media habis.
2. PENYIRAMAN
Penyiraman pada cacing kita usahakan setiap dua/tiga hari sekali. atau bila pada musim kemarau, bisa kita lakukan penyiraman sehari sekali. penyiraman dilakukan karena cacing sangat nyaman sekali di media yang lembab. tapi cacing tidak suka di media yang becek/banjir. jadi media cacing cukup kita usahakan lembab aja tapi jangan sampai becek/banjir.
ada 1 trik sederhana agar kita tidak terlalu ribet mengurusi kelembapan media cacing, yaitu dengan mencampur dengan pakan. artinya apabila kita memberi makan cacing, maka kita kasih pakan tersebut air yang sangat banyak, atau bisa dikatakan pakan kita sudah seperti bubur. otomatis dengan memberi makan, maka kita juga melakukan penyiraman media.
3. MEDIA
Media yang kita gunakan sebagai tempat beternak cacing, apapun jenis nya itu, lama lama akan menurun kualitas nya, dikarenakan media tersebut selain dimakan oleh cacing, media tersebut akan memadat. maka dari itu kami menyaran kan 10 hari sekali media tersebut kita balik (unggar : basa jawa) agar selain membantu biar tidak cepat padat, cara itu berguna untuk menambah oxigen dari media tersebut.
dan apabila media sudah lebih dari 1 bulan kita pakai, maksimum 2 bulan, maka wajib bagi kita untuk mengganti media tersebut dengan yang baru. karena apabila tidak kita ganti dengan yang baru, maka pertumbuhan cacing kita tidak akan maximal, walaupun cacing kita tidak mati.
Inti dari perawatan cacing itu adalah kita mengetahui habitat alami cacing, yaitu cacing itu termasuk hewan malam dan beraktivitas pada malam hari. oleh karena itu, cacing sangat menyukai suasana yang :
GELAP DAN LEMBAB.
Rabu, 23 Juli 2014
PERSIAPAN BETERNAK
Sebelum memulai beternak cacing, lebih baik bila kita mempersiapkan beberapa hal agar nanti jika kita sudah menanam bibit cacing, maka segala sesuatunya sudah siap.
berikut beberapa hal yg perlu dipersiapkan sebelum beternak cacing :
1. Tempat / wadah
2. Media
3. Tempat pakan
4. Proses fermentasi
1. TEMPAT /. WADAH
Untuk beternak cacing kita tidak memerlukan tempat / wadah khusus. untuk wadah bisa kita buatkan semacam kolam, kaleng bekas, kotak kayu bekas wadah tomat, kotak kayu bekas wadah telur, dll. yang penting wadah itu bisa buat menampung tanah, dan akan lebih baik bila wadah tsb berlubang kecil, agar air yg ada di wadah itu bisa menetes / meresap ke bawah.
berikut adalah beberapa contoh tempat yg bisa anda sesuaikan dg kondisi anda :
2. MEDIA
Media adalah tempat untuk tumbuh kembang nya cacing. menurut kami, ini yang paling memegang peranan paling penting dalam beternak cacing. ada beberapa bahan yang bisa dijadikan media untuk beternak cacing. semua bahan mempunyai plus minus, tapi pada dasarnya media harus organik.
contoh beberapa bahan yang bisa dijadikan media :
1. Bekas jamur
2. Jerami
3. Tanah gembur, humus
4. Cocopiet / serbuk serabut kelapa
5. Serbuk Kayu
6. Dll tergantung kondisi di lingkungan anda
mari kita ulas satu persatu kelebihan dan kelemahan beberapa media tsb.
2.1. Bekas jamur
Serbuk bekas media jamur banyak kita temukan di petani jamur sebagai limbah hasil produksi. bekas jamur sangat banyak mengandung gizi yg baik buat tumbuh kembang cacing karena awal proses pembuatan jamur tsb sudah banyak di campur berbagai macam bahan dan sekaligus sudah di masak.
jadi tanpa di proses lagi, bekas jamur bisa langsung kita pakai sebagai media untuk beternak cacing, kelemahan bekas jamur ini adalah : media gampang menyerap air dan menyebabkan cepat padat.
untuk itu buat peternak yang memakai bekas jamur sebagai media, kita sarankan untuk minimal 2 minggu sekali membalik tanah, agar media tidak cepat padat dan cacing dapat oxigen baru.
2.2. Jerami
Jerami atau dalam bahasa jawa nya "damen" adalah bekas batang padi, yg biasa kita temukan di sawah padi yg sudah di panen.. biasanya damen ini di tumpuk dan terkadang di bakar oleh pemilik sawah karena hanyalah limbah dari panenan padi tersebut. damen ini juga bisa kita pakai untuk media pemeliharaan cacing. damen sangat bagus buat media karena batang padi ini bisa membikin cacing nyaman sehingga cacing gampang gemuk dan kokon cacing bisa banyak. kelemahan batang padi ini hanya pada saat kita panen cacing, yaitu cacing sulit dipisah kan dari batang padi karena cacing senang masuk ke lubang batang padi, jadi perlu waktu ekstra lama saat pisahkan cacing dengan media.
2.3. Tanah gembur / Humus
Tanah adalah media alami kehidupan cacing, jadi tanah humus adalah tempat terbaik buat beternak cacing. biasanya peternak memakai bekas kotoran sapi yang sudah menjadi tanah untuk media cacing. berdasar pengalaman, apabila memakai media tanah, kokon cacing sangat banyak, otomatis cacing lebih cepat berkembang biak. kelemahan media tanah adalah lagi-lagi gampang memadat, dan media tanah bekas kotoran sapi ini juga memerlukan penanganan khusus sebelum benar - benar bisa dipake sebagai media, yaitu lewat fermentasi atau sterilisasi agar tidak tercampur dengan kokon / bibit bibit cacing liar.
2.4. Cocopiet / Serbuk kulit kelapa
Cocopiet adalah serbuk kulit kelapa yang biasanya bisa kita dapatkan di pengrajin pengolahan kulit kelapa. atau bisa kita dapatkan di pabrik yang mengolah serabut kelapa menjadi keset. walau bahan ini menurut beberapa ahli cacing paling bagus dipake media, tapi bahan ini sulit di cari. jadi kelemahan bahan ini adalah sulit untuk mencarinya, walaupun mungkin banyak sampah kulit kelapa, tapi belum tentu ada pengrajin yang mau mengolah kulit kelapa ini.
2.5. Serbuk Kayu
Serbuk kayu atau dalam basa jawa di sebut "grajen" bisa juga dipake sebagai media cacing. tapi serbuk kayu ini kurang bagus dipake sebagai media, karena masih mengandung getah. oleh karena itu bila anda memakai serbuk kayu sebagai media, kita saran kan di fermentasi dulu, atau minimal anda rendam dengan air agar getah yang masih ada di serbuk kayu itu bisa di minimalisir.
2.6. Bahan Organik lain
Sebenarnya masih banyak bahan - bahan lain yang bisa dipake sebagai media untuk beternak cacing. seperti misal : batang pisang, alang-alang, atau bahkan kertas / koran yg sudah di sobek kecil-kecil bisa di jadikan media beternak cacing.
dari semua bahan media diatas, anda bisa tinggal pilih yang mana yang sesuai dengan situasi dan kondisi anda di rumah. cukup simple dan sederhana bukan?
3. TEMPAT PAKAN
Tempat pakan perlu juga dijadikan ulasan khusus untuk peternak cacing, dikarenakan pakan cacing yang paling baik adalah yang berbau tajam dan busuk. apabila tidak diberi tempat khusus, maka akan di kuatirkan bisa mengganggu lingkungan sekitar.
Tempat pakan buat cacing yang baik adalah mempunyai penutup, jadi kita bisa memproses fermentasi pakan tersebut tanpa menganggu lingkungan.
adapun jenis-jenis bahan yang bisa di pakai sebagai makanan cacing adalah semua bahan organik, termasuk nasi bekas, nasi basi, ampas kelapa, dedaunan, dll.
akan sangat baik apabila semua jenis makanan itu kita masuk kan dalam satu tempat khusus dan kita fermentasi terlebih dahulu, agar bakteri yg merugikan bisa kita minimalisir.
ada beberapa macam bahan alami yang bisa kita pakai untuk proses fermentasi tersebut, yaitu a.l : tetes tebu, air kelapa, buah nanas, air bekas cucian beras, dll.
4. PROSES FERMENTASI
Dalam proses fermentasi untuk pakan cacing ini sangat mudah, karena tujuan dari fermentasi ini hanyalah mengurangi bakteri bakteri yang merugikan dan menumbuhkan bakteri bakteri yang menguntungkan. adapun caranya adalah dengan memasukkan semua bahan pakan cacing kita ke dalam suatu wadah yang tertutup rapat, setelah sebelumnya kita beri bahan bahan alami untuk proses fermentasi tersebut.
tunggulah sampai minimal 1x24 jam agar kita benar benar mendapatkan hasil yang maksimal.
tapi banyak juga dari teman teman petani yang jarang memakai proses fermentasi pakan ini, dikarenakan bahan bahan alami mereka dianggap sudah cukup baik untuk cacing.dan untuk mengurangi pencemaran udara dan di kuatirkan mengganggu lingkungan, para petani memakai model pola makan tanam, yaitu dengan menamam pakan cacing tersebut ke media, dengan cara membuka media cacing, terus memasuk kan pakan tersebut, kemudian menutup kembali dengan media tersebut.
berikut beberapa hal yg perlu dipersiapkan sebelum beternak cacing :
1. Tempat / wadah
2. Media
3. Tempat pakan
4. Proses fermentasi
1. TEMPAT /. WADAH
Untuk beternak cacing kita tidak memerlukan tempat / wadah khusus. untuk wadah bisa kita buatkan semacam kolam, kaleng bekas, kotak kayu bekas wadah tomat, kotak kayu bekas wadah telur, dll. yang penting wadah itu bisa buat menampung tanah, dan akan lebih baik bila wadah tsb berlubang kecil, agar air yg ada di wadah itu bisa menetes / meresap ke bawah.
berikut adalah beberapa contoh tempat yg bisa anda sesuaikan dg kondisi anda :
Media adalah tempat untuk tumbuh kembang nya cacing. menurut kami, ini yang paling memegang peranan paling penting dalam beternak cacing. ada beberapa bahan yang bisa dijadikan media untuk beternak cacing. semua bahan mempunyai plus minus, tapi pada dasarnya media harus organik.
contoh beberapa bahan yang bisa dijadikan media :
2. Jerami
3. Tanah gembur, humus
4. Cocopiet / serbuk serabut kelapa
5. Serbuk Kayu
6. Dll tergantung kondisi di lingkungan anda
mari kita ulas satu persatu kelebihan dan kelemahan beberapa media tsb.
2.1. Bekas jamur
Serbuk bekas media jamur banyak kita temukan di petani jamur sebagai limbah hasil produksi. bekas jamur sangat banyak mengandung gizi yg baik buat tumbuh kembang cacing karena awal proses pembuatan jamur tsb sudah banyak di campur berbagai macam bahan dan sekaligus sudah di masak.
jadi tanpa di proses lagi, bekas jamur bisa langsung kita pakai sebagai media untuk beternak cacing, kelemahan bekas jamur ini adalah : media gampang menyerap air dan menyebabkan cepat padat.
untuk itu buat peternak yang memakai bekas jamur sebagai media, kita sarankan untuk minimal 2 minggu sekali membalik tanah, agar media tidak cepat padat dan cacing dapat oxigen baru.
2.2. Jerami
Jerami atau dalam bahasa jawa nya "damen" adalah bekas batang padi, yg biasa kita temukan di sawah padi yg sudah di panen.. biasanya damen ini di tumpuk dan terkadang di bakar oleh pemilik sawah karena hanyalah limbah dari panenan padi tersebut. damen ini juga bisa kita pakai untuk media pemeliharaan cacing. damen sangat bagus buat media karena batang padi ini bisa membikin cacing nyaman sehingga cacing gampang gemuk dan kokon cacing bisa banyak. kelemahan batang padi ini hanya pada saat kita panen cacing, yaitu cacing sulit dipisah kan dari batang padi karena cacing senang masuk ke lubang batang padi, jadi perlu waktu ekstra lama saat pisahkan cacing dengan media.
2.3. Tanah gembur / Humus
Tanah adalah media alami kehidupan cacing, jadi tanah humus adalah tempat terbaik buat beternak cacing. biasanya peternak memakai bekas kotoran sapi yang sudah menjadi tanah untuk media cacing. berdasar pengalaman, apabila memakai media tanah, kokon cacing sangat banyak, otomatis cacing lebih cepat berkembang biak. kelemahan media tanah adalah lagi-lagi gampang memadat, dan media tanah bekas kotoran sapi ini juga memerlukan penanganan khusus sebelum benar - benar bisa dipake sebagai media, yaitu lewat fermentasi atau sterilisasi agar tidak tercampur dengan kokon / bibit bibit cacing liar.
2.4. Cocopiet / Serbuk kulit kelapa
Cocopiet adalah serbuk kulit kelapa yang biasanya bisa kita dapatkan di pengrajin pengolahan kulit kelapa. atau bisa kita dapatkan di pabrik yang mengolah serabut kelapa menjadi keset. walau bahan ini menurut beberapa ahli cacing paling bagus dipake media, tapi bahan ini sulit di cari. jadi kelemahan bahan ini adalah sulit untuk mencarinya, walaupun mungkin banyak sampah kulit kelapa, tapi belum tentu ada pengrajin yang mau mengolah kulit kelapa ini.
2.5. Serbuk Kayu
Serbuk kayu atau dalam basa jawa di sebut "grajen" bisa juga dipake sebagai media cacing. tapi serbuk kayu ini kurang bagus dipake sebagai media, karena masih mengandung getah. oleh karena itu bila anda memakai serbuk kayu sebagai media, kita saran kan di fermentasi dulu, atau minimal anda rendam dengan air agar getah yang masih ada di serbuk kayu itu bisa di minimalisir.
2.6. Bahan Organik lain
Sebenarnya masih banyak bahan - bahan lain yang bisa dipake sebagai media untuk beternak cacing. seperti misal : batang pisang, alang-alang, atau bahkan kertas / koran yg sudah di sobek kecil-kecil bisa di jadikan media beternak cacing.
dari semua bahan media diatas, anda bisa tinggal pilih yang mana yang sesuai dengan situasi dan kondisi anda di rumah. cukup simple dan sederhana bukan?
3. TEMPAT PAKAN
Tempat pakan perlu juga dijadikan ulasan khusus untuk peternak cacing, dikarenakan pakan cacing yang paling baik adalah yang berbau tajam dan busuk. apabila tidak diberi tempat khusus, maka akan di kuatirkan bisa mengganggu lingkungan sekitar.
Tempat pakan buat cacing yang baik adalah mempunyai penutup, jadi kita bisa memproses fermentasi pakan tersebut tanpa menganggu lingkungan.
adapun jenis-jenis bahan yang bisa di pakai sebagai makanan cacing adalah semua bahan organik, termasuk nasi bekas, nasi basi, ampas kelapa, dedaunan, dll.
akan sangat baik apabila semua jenis makanan itu kita masuk kan dalam satu tempat khusus dan kita fermentasi terlebih dahulu, agar bakteri yg merugikan bisa kita minimalisir.
ada beberapa macam bahan alami yang bisa kita pakai untuk proses fermentasi tersebut, yaitu a.l : tetes tebu, air kelapa, buah nanas, air bekas cucian beras, dll.
4. PROSES FERMENTASI
Dalam proses fermentasi untuk pakan cacing ini sangat mudah, karena tujuan dari fermentasi ini hanyalah mengurangi bakteri bakteri yang merugikan dan menumbuhkan bakteri bakteri yang menguntungkan. adapun caranya adalah dengan memasukkan semua bahan pakan cacing kita ke dalam suatu wadah yang tertutup rapat, setelah sebelumnya kita beri bahan bahan alami untuk proses fermentasi tersebut.
tunggulah sampai minimal 1x24 jam agar kita benar benar mendapatkan hasil yang maksimal.
tapi banyak juga dari teman teman petani yang jarang memakai proses fermentasi pakan ini, dikarenakan bahan bahan alami mereka dianggap sudah cukup baik untuk cacing.dan untuk mengurangi pencemaran udara dan di kuatirkan mengganggu lingkungan, para petani memakai model pola makan tanam, yaitu dengan menamam pakan cacing tersebut ke media, dengan cara membuka media cacing, terus memasuk kan pakan tersebut, kemudian menutup kembali dengan media tersebut.
Jumat, 31 Januari 2014
CACING ADALAH BAHAN DASAR
seperti yang sudah kita jelaskan di halaman lalu, bahwa salah satu keuntungan beternak cacing adalah karena cacing itu merupakan bahan baku / bahan dasar. dengan beternak cacing, maka kita sedang memasuki suatu proses peternakan bahan dasar dari banyak hal. misal : pakan hewan, pakan ikan, farmasi, kosmetik, dll.
untuk lebih jelasnya bisa kita lihat bagan di bawah ini :
dari bagan diatas bisa kita lihat jika kita beternak cacing, maka sangat luas pangsa pasar dan pemanfaatannya.
perbedaan mendasar dari beternak cacing ini adalah, hampir 90% pakan cacing itu bisa kita ambil dengan cara gratis / sangat murah. karena untuk pakan cacing, cukup kita beri sampah organik bekas dapur atau mungkin bahan-bahan organik lain nya yg bisa kita ambil dengan mudah dan murah di pasar.
tujuan kita adalah pada point yang di bawah, yaitu pakan ternak. artinya, jika nanti di pasaran telah terjadi kelebihan quota cacing dan mengakibatkan cacing harganya murah, kita tinggal banting setir untuk menjadikan cacing tersebut sebagai pakan ternak kita. jadi tidak ada ruginya bila kita semakin mempunyai banyak cacing, toh untuk pakan cacing tsb bisa kita dapat dengan gratis/murah.
namun apabila harga cacing di pasaran masih sangat menguntungkan, tidak ada salahnya kita jual cacing tsb kepada pengepul, sukur-sukur bila kita mampu mengolah cacing itu menjadi tepung cacing.
jadi buat teman-teman yang akan memulai beternak cacing, jangan takut bila cacing harganya turun dan murah, cukup kita ganti usaha kita dengan memulai beternak unggas ataupun beternak ikan tawar yang mengkonsumsi cacing seperti misalnya ikan lele.
maka dari itu, kita berani membuat motto di kelompok kita :
untuk lebih jelasnya bisa kita lihat bagan di bawah ini :
dari bagan diatas bisa kita lihat jika kita beternak cacing, maka sangat luas pangsa pasar dan pemanfaatannya.
perbedaan mendasar dari beternak cacing ini adalah, hampir 90% pakan cacing itu bisa kita ambil dengan cara gratis / sangat murah. karena untuk pakan cacing, cukup kita beri sampah organik bekas dapur atau mungkin bahan-bahan organik lain nya yg bisa kita ambil dengan mudah dan murah di pasar.
tujuan kita adalah pada point yang di bawah, yaitu pakan ternak. artinya, jika nanti di pasaran telah terjadi kelebihan quota cacing dan mengakibatkan cacing harganya murah, kita tinggal banting setir untuk menjadikan cacing tersebut sebagai pakan ternak kita. jadi tidak ada ruginya bila kita semakin mempunyai banyak cacing, toh untuk pakan cacing tsb bisa kita dapat dengan gratis/murah.
namun apabila harga cacing di pasaran masih sangat menguntungkan, tidak ada salahnya kita jual cacing tsb kepada pengepul, sukur-sukur bila kita mampu mengolah cacing itu menjadi tepung cacing.
jadi buat teman-teman yang akan memulai beternak cacing, jangan takut bila cacing harganya turun dan murah, cukup kita ganti usaha kita dengan memulai beternak unggas ataupun beternak ikan tawar yang mengkonsumsi cacing seperti misalnya ikan lele.
maka dari itu, kita berani membuat motto di kelompok kita :
MENJADI PENGUSAHA ADALAH MUDAH DAN MURAH
Langganan:
Postingan (Atom)