Kamis, 24 Juli 2014

PENANAMAN DAN PERAWATAN

Beternak cacing lumbricus pada intinya sangat mudah, tinggal keyakinan dan usaha kita dengan sungguh-sungguh maka kami yakin semua orang bisa melakukannya. setelah pada halaman depan anda sudah mempersiapkan Pra produksi cacing, maka kini kita tinggal memulai penanaman bibit.

PENANAMAN BIBIT

Pemberian bibit cacing akan lebih memberi hasil maksimal apabila kita memakai sistem 1.1.1 artinya kolam/wadah dengan panjang 1 meter dan lebar 1 meter diisi dengan 1 kg bibit cacing.
teori 1.1.1 adalah teori untuk pembesaran cacing, artinya apabila kita ingin cacing kita cepat besar maka kita bisa memakai sistem tersebut, karena dg kolam yg luas otomatis oxigen dan pakan bisa terjamin dengan baik.
tapi bagi anda yang ingin mendapatkan kokon cacing dalam jumlah banyak, maka teori 1.1.2 bisa kita terapkan, artinya dalam wadah 1 meter persegi kita taruh bibit cacing 2 kg. dengan jumlah cacing yg banyak tapi tempat nya yang sempit, diharapkan cacing akan lebih sering ketemu. dengan lebih sering ketemu, otomatis maka kesempatan cacing untuk kawin dan menghasilkan kokon yg banyak akan lebih terbuka.

PERAWATAN CACING

Perawatan untuk cacing sebenarnya terbilang mudah. kita akan bagi perawatan cacing ini dalam tiga kategori.
1. Pakan
2. Penyiraman
3. Media

1. PAKAN

Makanan cacing sangatlah mudah dicari, semua bahan alami yang organik adalah makanan buat cacing. seperti sisa nasi, nasi basi, batang pisang, daun, kertas, dll.
sebelum kita mulai memberi makan, akan sangat baik bila kita mengetaui tekstur mulut dan pola makan cacing. cacing adalah hewan yang tidak mempunyai gigi, maka otomatis cara dia makan adalah dengan di hisap. oleh karena itu, semua bahan makanan organik yang akan kita buat pakan cacing, akan lebih baik kita busuk kan dulu, atau bisa juga kita fermentasi sampai makanan itu menjadi bubur.
apabila pakan kita berupa bubur atau sudah membusuk, otomatis cacing akan mudah mencerna pakan tsb. apabila makanan kita masih keras dan belum membusuk, maka cacing akan menunggu beberapa hari dulu sampe pakan itu benar benar lunak dan dia bisa dimakan.
dan menurut teori perbandingan pakan dengan cacing itu 1:1, artinya apabila kita mempunyai cacing 1kg maka kita membutuhkan pakan 1kg juga. dan kita bisa memberi nya dalam dua hari sekali. atau kita kasih pakan setelah pakan di media habis.


2. PENYIRAMAN

Penyiraman pada cacing kita usahakan setiap dua/tiga hari sekali. atau bila pada musim kemarau, bisa kita lakukan penyiraman sehari sekali. penyiraman dilakukan karena cacing sangat nyaman sekali di media yang lembab. tapi cacing tidak suka di media yang becek/banjir. jadi media cacing cukup kita usahakan lembab aja tapi jangan sampai becek/banjir.

ada 1 trik sederhana agar kita tidak terlalu ribet mengurusi kelembapan media cacing, yaitu dengan mencampur dengan pakan. artinya apabila kita memberi makan cacing, maka kita kasih pakan tersebut air yang sangat banyak, atau bisa dikatakan pakan kita sudah seperti bubur. otomatis dengan memberi makan, maka kita juga melakukan penyiraman media.

3. MEDIA

Media yang kita gunakan sebagai tempat beternak cacing, apapun jenis nya itu, lama lama akan menurun kualitas nya, dikarenakan media tersebut selain dimakan oleh cacing, media tersebut akan memadat. maka dari itu kami menyaran kan 10 hari sekali media tersebut kita balik (unggar : basa jawa) agar selain membantu biar tidak cepat padat, cara itu berguna untuk menambah oxigen dari media tersebut.
dan apabila media sudah lebih dari 1 bulan kita pakai, maksimum 2 bulan, maka wajib bagi kita untuk mengganti media tersebut dengan yang baru. karena apabila tidak kita ganti dengan yang baru, maka pertumbuhan cacing kita tidak akan maximal, walaupun cacing kita tidak mati.


Inti dari perawatan cacing itu adalah kita mengetahui habitat alami cacing, yaitu cacing itu termasuk hewan malam dan beraktivitas pada malam hari. oleh karena itu, cacing sangat menyukai suasana yang :

GELAP DAN LEMBAB.

















Rabu, 23 Juli 2014

PERSIAPAN BETERNAK

   Sebelum memulai beternak cacing, lebih baik bila kita mempersiapkan beberapa hal agar nanti jika kita sudah menanam bibit cacing, maka segala sesuatunya sudah siap.

 berikut beberapa hal yg perlu dipersiapkan sebelum beternak cacing :

 1. Tempat / wadah
 2. Media
 3. Tempat pakan
 4. Proses fermentasi

1. TEMPAT /. WADAH

Untuk beternak cacing kita tidak memerlukan tempat / wadah khusus. untuk wadah bisa kita buatkan semacam kolam, kaleng bekas, kotak kayu bekas wadah tomat, kotak kayu bekas wadah telur, dll. yang penting wadah itu bisa buat menampung tanah, dan akan lebih baik bila wadah tsb berlubang kecil, agar air yg ada di wadah itu bisa menetes / meresap ke bawah.
berikut adalah beberapa contoh tempat yg bisa anda sesuaikan dg kondisi anda :














2. MEDIA

Media adalah tempat untuk tumbuh kembang nya cacing. menurut kami, ini yang paling memegang peranan paling penting dalam beternak cacing. ada beberapa bahan yang bisa dijadikan media untuk beternak cacing. semua bahan mempunyai plus minus, tapi pada dasarnya media harus organik.
contoh beberapa bahan yang bisa dijadikan media :

1. Bekas jamur
2. Jerami
3. Tanah gembur, humus
4. Cocopiet / serbuk serabut kelapa
5. Serbuk Kayu
6. Dll tergantung kondisi di lingkungan anda

mari kita ulas satu persatu kelebihan dan kelemahan beberapa media tsb.

2.1. Bekas jamur

Serbuk bekas media jamur banyak kita temukan di petani jamur sebagai limbah hasil produksi. bekas jamur sangat banyak mengandung gizi yg baik buat tumbuh kembang cacing karena awal proses pembuatan jamur tsb sudah banyak di campur berbagai macam bahan dan sekaligus sudah di masak.
jadi tanpa di proses lagi, bekas jamur bisa langsung kita pakai sebagai media untuk beternak cacing, kelemahan bekas jamur ini adalah : media gampang menyerap air dan menyebabkan cepat padat.
untuk itu buat peternak yang memakai bekas jamur sebagai media, kita sarankan untuk minimal 2 minggu sekali membalik tanah, agar media tidak cepat padat dan cacing dapat oxigen baru.



2.2. Jerami

Jerami atau dalam bahasa jawa nya "damen" adalah bekas batang padi, yg biasa kita temukan di sawah padi yg sudah di panen.. biasanya damen ini di tumpuk dan terkadang di bakar oleh pemilik sawah karena hanyalah limbah dari panenan padi tersebut. damen ini juga bisa kita pakai untuk media pemeliharaan cacing. damen sangat bagus buat media karena batang padi ini bisa membikin cacing nyaman sehingga cacing gampang gemuk dan kokon cacing bisa banyak. kelemahan batang padi ini hanya pada saat kita panen cacing, yaitu cacing sulit dipisah kan dari batang padi karena cacing senang masuk ke lubang batang padi, jadi perlu waktu ekstra lama saat pisahkan cacing dengan media.

2.3. Tanah gembur / Humus

Tanah adalah media alami kehidupan cacing, jadi tanah humus adalah tempat terbaik buat beternak cacing. biasanya peternak memakai bekas kotoran sapi  yang sudah menjadi tanah untuk media cacing. berdasar pengalaman, apabila memakai media tanah, kokon cacing sangat banyak, otomatis cacing lebih cepat berkembang biak. kelemahan media tanah adalah lagi-lagi gampang memadat, dan media tanah bekas kotoran sapi ini juga memerlukan penanganan khusus sebelum benar - benar bisa dipake sebagai media, yaitu lewat fermentasi atau sterilisasi agar tidak tercampur dengan kokon / bibit bibit cacing liar.

2.4. Cocopiet / Serbuk kulit kelapa

Cocopiet adalah serbuk kulit kelapa yang biasanya bisa kita dapatkan di pengrajin pengolahan kulit kelapa. atau bisa kita dapatkan di pabrik yang mengolah serabut kelapa menjadi keset. walau bahan ini menurut beberapa ahli cacing paling bagus dipake media, tapi bahan ini sulit di cari. jadi kelemahan bahan ini adalah sulit untuk mencarinya, walaupun mungkin banyak sampah kulit kelapa, tapi belum tentu ada pengrajin yang mau mengolah kulit kelapa ini.









2.5. Serbuk Kayu

Serbuk kayu atau dalam basa jawa di sebut "grajen" bisa juga dipake sebagai media cacing. tapi serbuk kayu ini kurang bagus dipake sebagai media, karena masih mengandung getah. oleh karena itu bila anda memakai serbuk kayu sebagai media, kita saran kan di fermentasi dulu, atau minimal anda rendam dengan air agar getah yang masih ada di serbuk kayu itu bisa di minimalisir.

2.6. Bahan Organik lain

Sebenarnya masih banyak bahan - bahan lain yang bisa dipake sebagai media untuk beternak cacing. seperti misal : batang pisang, alang-alang, atau bahkan kertas / koran yg sudah di sobek kecil-kecil bisa di jadikan media beternak cacing.



dari semua bahan media diatas, anda bisa tinggal pilih yang mana yang sesuai dengan situasi dan kondisi anda di rumah. cukup simple dan sederhana bukan?



3. TEMPAT PAKAN

Tempat pakan perlu juga dijadikan ulasan khusus untuk peternak cacing, dikarenakan pakan cacing yang paling baik adalah yang berbau tajam dan busuk. apabila tidak diberi tempat khusus, maka akan di kuatirkan bisa mengganggu lingkungan sekitar.
Tempat pakan buat cacing yang baik adalah mempunyai penutup, jadi kita bisa memproses fermentasi pakan tersebut tanpa menganggu lingkungan.
adapun jenis-jenis bahan yang bisa di pakai sebagai makanan cacing adalah semua bahan organik, termasuk nasi bekas, nasi basi, ampas kelapa, dedaunan, dll.
akan sangat baik apabila semua jenis makanan itu kita masuk kan dalam satu tempat khusus dan kita fermentasi terlebih dahulu, agar bakteri yg merugikan bisa kita minimalisir.
ada beberapa macam bahan alami yang bisa kita pakai untuk proses fermentasi tersebut, yaitu a.l : tetes tebu, air kelapa, buah nanas, air bekas cucian beras, dll.


4. PROSES FERMENTASI

Dalam proses fermentasi untuk pakan cacing ini sangat mudah, karena tujuan dari fermentasi ini hanyalah mengurangi bakteri bakteri yang merugikan dan menumbuhkan bakteri bakteri yang menguntungkan. adapun caranya adalah dengan memasukkan semua bahan pakan cacing kita ke dalam suatu wadah yang tertutup rapat, setelah sebelumnya kita beri bahan bahan alami untuk proses fermentasi tersebut.
tunggulah sampai minimal 1x24 jam agar kita benar benar mendapatkan hasil yang maksimal.



tapi banyak juga dari teman teman petani yang jarang memakai proses fermentasi pakan ini, dikarenakan bahan bahan alami mereka dianggap sudah cukup baik untuk cacing.dan untuk mengurangi pencemaran udara dan di kuatirkan mengganggu lingkungan, para petani memakai model pola makan tanam, yaitu dengan menamam pakan cacing tersebut ke media, dengan cara membuka media cacing, terus memasuk kan pakan tersebut, kemudian menutup kembali dengan media tersebut.